Selasa, 21 Mei 2013

Beberapa Kegiatan Sepele yang Dapat Merusak Kesehatan


Kenyataannya hidup sehat merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia setiap harinya. Karena dengan kita sehat maka hidup ini akan lebih berarti. Tetapi anda harus berhati-hati terhadap beberapa kegiatan yang menurut kita sepele dan ternyata dapat merusak kesehatan kitaĆ¢?¦Apa sajakah itu ??? Ini dia :

1. Mendengarkan Musik Lewat Earphone

Suka mendengarkan musik lewat earphoneĆ¢?¦???? Hmm..hati-hati bahayanya. Terlalu sering mendengar bunyi keras atau suara bising dalam tempo lama dan terjadi tiap hari bisa mengganggu pendengaran. Kajian Komisi Eropa menunjukkan, kebiasaan mendengar musik dengan earphone dengan volume tinggi (di atas 100 desibel), lebih dari satu jam sehari dalam jangka minimal lima tahun, membawa risiko gangguan pendengaran permanen.

Saat ini, 50-100 juta orang diperkirakan aktif mendengar musik melalui earphone setiap harinya. Berdasarkan penelitian, sebagian besar mereka menyetel volume hingga di atas 89 desibel (sekitar volume 90 %) untuk mengimbangi kebisingan lalu lintas. Gangguan pendengaran karena bising merupakan gangguan pendengaran tipe saraf (tuli sensorineural) akibat kerusakan koklea atau saraf sensoris. Menurut dr.Ronny Suwento, SpTHT, dari Departemen Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT), RSCM, Jakarta, getaran kuat akibat gelombang suara keras akan merusak sel-sel rambut koklea dalam telinga dalam.
"Kerusakan itu akan menghambat impuls listrik mencapai saraf pendengaran sehingga tidak ada yang diteruskan ke otak untuk diinterpretasi sebagai suara," kata dr Ronny. Gangguan pendengaran akibat paparan suara bising terjadi secara bertahap. "Mungkin pada tahun-tahun awal orang itu tidak akan merasakan gangguan karena suara yang kita gunakan dalam komunikasi sehari-hari hanya 500-4000 desibel," tambahnya. "Lambat laun ambang batas pendengarannya makin menurun sampai akhirnya tidak bisa mendengar suara lagi," kata dr Ronny.

Telinga sendiri diciptakan dengan berbagai bagian fungsi yang saling bekerja sama sehingga seseorang mampu mendengar, memproses, dan memahami dunia di sekitarnya. Namun, saat suara di sekitar kita terlalu keras atau bising, sel-sel rambut yang halus di rumah siput dalam telinga (koklea) akan rusak. Sel rambut ini berfungsi menangkap frekuensi suara dan meneruskannya ke pusat persepsi pendengaran di otak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika alat pemutar musik digital yang disambungkan dengan earphone diputar pada volume optimal atau maksimal (intensitas sekitar 100 desibel), telinga hanya boleh terpapar maksimal 5 menit per hari. Pada volume 90 persen (90 desibel) hanya boleh terpapar selama 18 menit. Pada volume 80 persen (80 desibel), hanya boleh 1,2 jam dosis maksimal per hari. Dan, pada volume 70 persen (70 desibel), hanya boleh sekitar 4,6 jam maksimal per hari. Lebih dari itu, risiko terjadinya trauma bising akan lebih besar. Jadi, sebaiknya dipakai pada volume rendah karena akan lebih aman.
Ingat dengan pepatah yang mengatakan, "if it is too loud you are too old?" Semakin sering kita mendengarkan bunyi yang terlalu keras, maka usia kita akan jauh lebih tua dari usia sesungguhnya karena pendengaran kita terganggu.

2.Memakai Celana Jeans Ketat

Penggunaan celana jeans ketat dapat menimbulkan rasa panas di bagian organ reproduksi yang membahayakan kesehatan reproduksi. Selain itu, dengan menggunakan celana ketat, perut akan terasa sakit dan pernapasan juga akan terganggu karena perut selalu dalam keadaan tertekan yang pada akhirnya proses BAK (Buang Air Kecil) dan BAB (Buang Air Besar) juga akan terganggu. Jadi, dengan kenyataan seperti itu, perlu kita pertimbangkan jika ingin menggunakan celana ketat dalam waktu lama.

3. Menaruh Dompet di Saku Belakang Celana

Biasa meletakkan dompet di saku belakang celana? Waspadalah. Kebiasaan itu ternyata bisa mempengaruhi saraf-saraf yang ada di tubuh. Para ahli mengungkapkan orang-orang yang duduk dengan dompet di saku belakang celana memiliki risiko merusak saraf-saraf kunci. Kondisi ini sudah menjadi sangat umum di masyarakat hingga dijuluki dengan nama hip-pocket syndrome atau wallet-neuropathy. Laki-laki yang selalu meletakkan dompet di saku belakangnya adalah kelompok yang paling berisiko terkena kondisi ini.

Meski demikian ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko gangguan saraf, seperti dikutip dari siouxcityjournal.com yaitu:
1. Melakukan sedikit peregangan sebelum duduk
2. Mengeluarkan dompet dari saku belakang sebelum duduk meskipun dompet tersebut tidak tebal
3. Meletakkan dompet pada tempat alternatif lainnya seperti saku jaket atau di dalam tas
4. Duduklah dengan nyaman di kursi atau sofa dengan permukaan yang datar sehingga tidak mengganggu saraf dan struktur tulang serta ototnya benar
5. Jika sudah timbul keluhan sebaiknya segera konsultasikan dengan fisioterapis untuk memperbaiki postur tubuh dan tidak memperburuk keadaan.

4. Membunyikan Tulang Leher/Badan Lainnya

Memutar kepala setelah dipijat atau saat leher terasa pegal memang sangat menyenangkan. Kepala merasa lebih enteng dan rasa sakit yang ada di kepala apakah itu pusing atau sakit kepala, umumnya segera hilang setelah terdengar bunyi tersebut.

Padahal, kebiasaan itu mempunyai akibat sampingan yang cukup berbahaya. Salah satunya, syaraf bisa terjepit di sela-sela tulang ekor leher. Menurut Brian Cassaza, M.D, dari Universitas California, Amerika, bila salah urat syaraf terjepit di antara tulang ekor leher. Maka, efeknya bisa bemacam-macam, tergantung dari jaringan saraf itu menuju ke mana. Tapi, pada umumnya, akan mengakibatkan organ tubuh seperti kaki dan tangan sulit dikomando oleh otak. Orang yang mengalami hal tersebut, biasanya berjalan seperti robot, karena, otak gagal memberi instruksi kepada organ-organ tubuh untuk melakukan apa yang diiinginkan.

Berjalan seperti robot merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan, jika orang itu menggunakan sandal, dapat dipastikan bahwa sandalnya akan mudah terlepas dari telapak kakinya, akibat jari-jari tidak mampu menekan bagian dasar sandal. Atau, bila makan harus disuapi. Karena, tangan sulit sekali membawa sendok hingga ke ujung bibir, sebagaimana layaknya orang sedang menyuap makanan ke dalam mulut.

Sama halnya dengan membunyikan tulang leher, gerakan membunyikan buku-buku jari juga merupakan kebiasaan yang salah karena menyalahi aturan persendian normalnya dan dapat menghancurkan tulang-tulang rawan di dalamnya.Jika kebiasaan ini dilakukan terus menerus maka dapat menimbulkan penyakit sendi yang kronis di kemudian hari.

DARI MANA ASALNYA BUNYI "KRETEK" ITU???

Para ilmuwan biomedis telah mempelajari apa yang sebenarnya terjadi ketika Anda menekuk tulang sendi jari dengan menggunakan mikrofon yang sensitif (untuk mendengarkan dan menganalisis bunyi) dan ukuran bunyi (untuk mengukur jumlah tarikan pada jari). Mereka menemukan bahwa dua suara yang terpisah biasanya muncul ketika Anda membuyikan buku jari. Buku jari adalah sendi yang membuat jari Anda dapat ditekuk. Di dalam ruang sendi di antara tulan-tulang terdapat cairan dan ikatan sendi (ligamen) di setiap sisi ruang sendi yang menyatukan tulang.

Ketika Anda menarik jari ("menceklek" sendi), Anda membuat ruang sendi makin besar. Akibatnya, tekanan dalam ruang sendi makin menurun. Segera saja, ikatan sendi tersedot ke dalam. Ketika tekanan menurun,muncullah gelembung (paling sering karbon dioksida), hanya dalam satu per ribuan detik. Ketika muncul, gas ini akan menimbulkan bunyi letupan yang merupakan suara pertama.

Gelembung itu mengisi 15% ruang sendi yang sekarang menjadi lebih besar. Karena ruang sendi mendadak diisi oleh gelembung, cairannya tiba-tiba mendorong ikatan sendi dan mendorongnya ke posisi semula. Pada saat ligamen "didorong kembali" muncullah bunyi kedua. Energi yang hilang dalam sendi sangat rendah, sekitar 7% dari yang Anda perlukan untuk merusak tulang rawan. Namun, jika Anda sering melakukannya, itu akan menjadi cerita yang jauh berbeda.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Dr. Daniel Unger, yang telah membunyikan buku jari tangan kirinya selama 50 tahun. Ia kemudia membandingkan tangan kiri (buku sendi yang sering dibunyikan) dengan tangan kanannya (yang tidak pernah dibunyikan). Tangan kirinya tidak terkena artritis, sama seperti tangan kanannya, namun satu orang merupakan sampel yang sangat kecil.

Penelitian lain meneliti 300 orang yang telah membunyikan buku jarinya selama 35 tahun. Tidak ada kasus artritis pada tangan mereka. Mereka memang memiliki sendi yang membesar (bukan masalah besar). Namun, hal yang mengejutkan adalah tangan mereka lebih lemah, kekuatan tangan mereka seperempat kekuatan yang seharusanya!

Jadi, membunyikan buku jari tidak menggangu Anda dalam waktu singkat, namun 35 tahun dari sekarang, Anda mungkin tidak akan dapat membuka botol selai! Bagaimana pendapat Anda? Masih mau "menceklek" buku jari Anda lagi?

5. Mandi Malam Hari

MANDI adalah salah satu upaya membersihkan badan. Mandi biasanya dilakukan sehari 2 kali, yakni pagi setelah bangun tidur dan sore hari sepulang dari aktivitas seharian. Mandi jarang dilakukan pada malam hari, kecuali bagi mereka yang pada sore hari tidak sempat mandi karena ada pekerjaan sampai agak malam. Lalu apakah mandi malam berefek buruk bagi kesehatan?

Menurut dr.Cici Lia Novita, mandi pada malam hari sebenarnya tidak membawa dampak negatif bagi kesehatan bagi orang yang tidak mempunyai riwayat penyakit tertentu seperti rematik, jantung dan asma. Ia mengakui, jika waktu malam hari itu udara khususnya di Indonesia kelembabannya lebih tinggi sehingga bila tubuh yang sudah kedinginan diberi air dingin akan menjadi kaku. "Tidak masalah, selama kondisi tubuh sehat dan tidak ada penyakit rematik, jantung dan asma," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar