Senin, 18 Februari 2013

Mengenal Tari Gandrung Bayuwangi

Gandrung Banyuwangi berasal dari kata "gandrung", yang berarti 'tergila-gila' atau 'cinta habis-habisan' dalam bahasa jawa. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti ketuk tilu di Jawa Barat, tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, lengger di wilayah Banyumas dan joged bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik(gamelan).

Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi.

Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00).

Sejarah

Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan dan, menurut laporan Scholte (1927), instrumen utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah kendang. Pada saat itu, biola telah digunakan. Namun demikian, gandrung laki-laki ini lambat laun lenyap dari Banyuwangi sekitar tahun 1890an, yang diduga karena ajaran Islam melarang segala bentuk transvestisme atau berdandan seperti perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914, setelah kematian penari terakhirnya, yakni Marsan.

Gandrung wanita pertama yang dikenal dalam sejarah adalah gandrung Semi, seorang anak kecil yang waktu itu masih berusia sepuluh tahun pada tahun 1895. Menurut cerita yang dipercaya, waktu itu Semi menderita penyakit yang cukup parah. Segala cara sudah dilakukan hingga ke dukun, namun Semi tak juga kunjung sembuh. Sehingga ibu Semi (Mak Midhah) bernazar seperti “Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing” (Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi). Ternyata, akhirnya Semi sembuh dan dijadikan seblang sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya gandrung oleh wanita.

Tradisi gandrung yang dilakukan Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya. Kesenian ini kemudian terus berkembang di seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak sejak akhir abad ke-20.

Tata busana penari Gandrung Banyuwangi khas, dan berbeda dengan tarian bagian Jawa lain. Ada pengaruh Bali (Kerajaan Blambangan) yang tampak.

Bagian Tubuh

Busana untuk tubuh terdiri dari baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka. Di bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.

Bagian Kepala

Kepala dipasangi hiasan serupa mahkota yang disebut omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena, putra Bima] yang berkepala manusia raksasa namun berbadan ular serta menutupi seluruh rambut penari gandrung. Pada masa lampau ornamen Antasena ini tidak melekat pada mahkota melainkan setengah terlepas seperti sayap burung. Sejak setelah tahun 1960-an, ornamen ekor Antasena ini kemudian dilekatkan pada omprok hingga menjadi yang sekarang ini.

Selanjutnya pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna perak yang berfungsi membuat wajah sang penari seolah bulat telur, serta ada tambahan ornamen bunga yang disebut cundhuk mentul di atasnya. Sering kali, bagian omprok ini dipasang hio yang pada gilirannya memberi kesan magis.

Bagian Bawah

Penari gandrung menggunakan kain batik dengan corak bermacam-macam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak gajah oling, corak tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi. Sebelum tahun 1930-an, penari gandrung tidak memakai kaus kaki, namun semenjak dekade tersebut penari gandrung selalu memakai kaus kaki putih dalam setiap pertunjukannya.

Lain-lain

Pada masa lampau, penari gandrung biasanya membawa dua buah kipas untuk pertunjukannya. Namun kini penari gandrung hanya membawa satu buah kipas dan hanya untuk bagian-bagian tertentu dalam pertunjukannya, khususnya dalam bagian seblang subuh.

Musik Pengiring

Musik pengiring untuk gandrung Banyuwangi terdiri dari satu buah kempul atau gong, satu buah kluncing (triangle), satu atau dua buah biola, dua buah kendhang, dan sepasang kethuk. Di samping itu, pertunjukan tidak lengkap jika tidak diiringi panjak atau kadang-kadang disebut pengudang (pemberi semangat) yang bertugas memberi semangat dan memberi efek kocak dalam setiap pertunjukan gandrung. Peran panjak dapat diambil oleh pemain kluncing.

Selain itu kadang-kadang diselingi dengan saron Bali, angklung, atau rebana sebagai bentuk kreasi dan diiringi electone.

Tahapan-Tahapan Pertunjukan

Pertunjukan Gandrung yang asli terbagi atas tiga bagian:

* jejer
* maju atau ngibing
* seblang subuh

Jejer
Jejer ini merupakan pembuka seluruh pertunjukan gandrung. Pada bagian ini, penari menyanyikan beberapa lagu dan menari secara solo, tanpa tamu. Para tamu yang umumnya laki-laki hanya menyaksikan.

Maju
Sehabis jejer selesai, maka sang penari mulai memberikan selendang-selendang untuk diberikan kepada tamu. Tamu-tamu pentinglah yang terlebih dahulu mendapat kesempatan menari bersama-sama. Biasanya para tamu terdiri dari empat orang, membentuk bujur sangkar dengan penari berada di tengah-tengah. Sang gandrung akan mendatangi para tamu yang menari dengannya satu persatu dengan gerakan-gerakan yang menggoda, dan itulah esensi dari tari gandrung, yakni tergila-gila atau hawa nafsu.

Setelah selesai, si penari akan mendatang rombongan penonton, dan meminta salah satu penonton untuk memilihkan lagu yang akan dibawakan. Acara ini diselang-seling antara maju dan repèn (nyanyian yang tidak ditarikan), dan berlangsung sepanjang malam hingga menjelang subuh. Kadang-kadang pertunjukan ini menghadapi kekacauan, yang disebabkan oleh para penonton yang menunggu giliran atau mabuk, sehingga perkelahian tak terelakkan lagi.

Seblang subuh
Bagian ini merupakan penutup dari seluruh rangkaian pertunjukan gandrung Banyuwangi. Setelah selesai melakukan maju dan beristirahat sejenak, dimulailah bagian seblang subuh. Dimulai dengan gerakan penari yang perlahan dan penuh penghayatan, kadang sambil membawa kipas yang dikibas-kibaskan menurut irama atau tanpa membawa kipas sama sekali sambil menyanyikan lagu-lagu bertema sedih seperti misalnya seblang lokento. Suasana mistis terasa pada saat bagian seblang subuh ini, karena masih terhubung erat dengan ritual seblang, suatu ritual penyembuhan atau penyucian dan masih dilakukan (meski sulit dijumpai) oleh penari-penari wanita usia lanjut. Pada masa sekarang ini, bagian seblang subuh kerap dihilangkan meskipun sebenarnya bagian ini menjadi penutup satu pertunjukan pentas gandrung.

Perkembangan terakhir
Kesenian gandrung Banyuwangi masih tegar dalam menghadapi gempuran arus globalisasi, yang dipopulerkan melalui media elektronik dan media cetak. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pun bahkan mulai mewajibkan setiap siswanya dari SD hingga SMA untuk mengikuti ekstrakurikuler kesenian Banyuwangi. Salah satu di antaranya diwajibkan mempelajari tari Jejer yang merupakan sempalan dari pertunjukan gandrung Banyuwangi. Itu merupakan salah satu wujud perhatian pemerintah setempat terhadap seni budaya lokal yang sebenarnya sudah mulai terdesak oleh pentas-pentas populer lain seperti dangdut dan campursari.

Rabu, 06 Februari 2013

Sahabat ...
Kata itu selalu ada dalam hati ini
Selalu tersimpan dalam lubuk hati ini
Bukan hanya sekedar kata
Tapi jauuuuuuh lebih dari itu
Ku anggap kalian lebih dari saudara
Jika saja perpisahan membuat kita jauh
Membuat kita seakan tak seakrab dulu
Tak ada yang perlu disalahkan
Waktu dan keadaan yang membuat jadi seperti sekarang ini
Kurangnya kebersamaan membuat kita retak
Membuat kita sedikit jauh
Membuat kita merasa tak saling peduli lagi
Membuat kita merasa seakan di cuekkan ,,, dan di acukan

Tapi... Itu semua salah besar
Yang harus kau tahu ...
Jauh didasar hati yang paling dalam
Aku sayang kalian
Kalian adalah segalanya ...
Dalam duka
Senang,,,
Sedih
Canda dan tawa telah kita lewati bersama
Dan nyatanya tanpa aku sadari kalian selalu ada buatku
Itulah yang membuatku tak akan pernah lupa dengan kalian ....
Walau waktu telah berlalu...
Walau kita tak pernah bersama lagi seperti dulu
Aku tak akan pernah lupa dengan persahabatan kita ....

Sulit dan amat teramat sulit menemukan sosok sahabat seperti kalian...
Maafkan semua kesalahanku
Maafkan jika kesalah pahaman membuat ada benci diantara kita
Maaf... maaf... ,maaf ...
Hanya itu yang bisa ku ucap .... sebagai manusia yang tak lepas dari salah

Terima kasih atas semuanya, terima kasih menjadi sobat terbaikku... Dari kalianlah aku tahu dan mengerti arti sebuah sahabat.

Luph U full my friends.......
Kebiasaan Anak Remaja Zaman Sekarang

Zaman sekarang adalah zaman yang sudah mengapa? hmm tanya ga' yaaa? hehe . zaman sekarang adalah zaman dimana zaman yang lama sudah diganti dengan zaman yang lalu dan sekarang saya lupa deh pake jaman tangan(?). Zaman sekarang adalah Zaman 3B (BlackBerry,Behel,Belteng), juga Zaman pamer Iphone,Ipad atau tablet PC, Fixie dan kamera DSLR, semuanya mereka gunakan cuma untuk numpang gaya saja, oke deh saya jelasin one by one :

1.BlackBerry: Anak muda jaman sekarang udah pada make BB. Menurut mereka jika memakai BB akan terlihat mewah di hadapan orang, akan selalu update jejaring sosial. Padahal BlackBerry itu hanya untuk Pebisnis. Yah, jadi BB untuk anak muda hanya untuk gaya semata, chating sama cewe di bbm, ngupdate di twitter.


 Iphone : gadget yang satu ini termasuk gadget yang mahal lho!! bisa-bisanya anak muda zaman sekarang cuma digunain buat gaya, beda sama orang yang pembisnis gadget ini digunakan untuk hal-hal penting.



Ipad : Siapa yang tidak tau dengan gadget yang satu ini, gadget yang satu ini merupakan Tablet PC yang mempunyai layar seperti notebook, tapi kelebihannya, gadget ini mudah untuk dibawa kemana-mana, tapi sayang kaum remaj malah menggunakannya untuk foto-foto saja dan maenan game. Sebenarnya Gadget ini digunakan oleh para pembisnis untuk presentase pada saat meeting bersama client.


Samsung Galaxy: Handphone yang lagi booming di dunia ini, hebat yah ponsel ini bisa ngalahin Nokia dan Iphone, dengan OS android gadget ini laku dipasaran, dengan harga 1.5 juta keatas. Biasanya kaum remaja menggunakan ponsel ini karena tertarik dengan whats app,dan instagramnya :)

Behel: Anak muda jaman sekarang yang sering kita lihat di jalanan juga tak lepas dari Behel. Menurut mereka jika memakai behel akan terlihat bagus jika memakai Behel. Padahal di Amerika, Behel hanya untuk anak yang cupu, lah di sini? Anak g4uL yang make, jadi besar potensial menjadi dokter gigi sukses di Indonesia..

Belteng: Sebenarnya yang satu ini gak terlalu penting sih, tapi kerap lengket di orang yang memakai BB dan Behel, pasti poni rambut (cewe) itu BelahTengah. Entah mengapa ada apa gerangan, yang jelas belteng juga sudah membumi di dunia ababil.


Fixie: HAHA yang ini juga baru muncul di kalangan anak muda jaman sekarang, yaitu jeng...jeng... sepeda fixie. Ya sepeda fixie juga nampaknya sudah nge-tren di kalangan anak muda jaman sekarang, isitilah mereka untuk ini adalah "gowes". Ciri-ciri anak gowes yaitu: memakai sepeda fixie dengan warna yang nge-pop, memakai headseat yang tersambung di HP, memakai baju-baju distro atau baju polos, memakai celana kargo, dan memakai sepatu all-star. Yang memakai sepeda fixie biasanya hanya kaum Adam yang ingin mencari cewe. Ya karena rata-rata cewe sulit melepaskan pandangan jika ada cowo memakai sepeda fixie dgn dandanan di atas. Tahukah kalian sepeda fixie kalo di Amerika hanyalah sepeda untuk penjual koran? jika tidak percaya nonton aja fil-film barat, makanya jangan suka nonton film-film hantunya indonesia jadi gak tau dunia luar.

Jadi, anak jaman sekarang cuma membeli barang-barang tersebut hanya untuk mejeng, kerjaannya cuma bisa kasih habis duit orang tua, beli barang yang berguna aja, jadi bermaanfaat dan tidak menyusahkan orang tua.                                                          

Kamera SLR
Kamera SLR: Ya yang ini sudah sangat menjiwai di dunia anak muda jaman sekarang, kalo jalan-jalan pasti ada kamera SLR di gantungin di leher mereka. Padahal SLR harganya cukup mahal, kisaran 4-6 juta lho, dan kamera SLR juga hanya di pakai untuk kamera Studio. Istilah anak muda jaman sekarang adalah "hunting" dimana mereka pergi ke tempat yang mereka bilang latar tempat tersebut menarik, dan mereka mulai berfoto-foto yang hanya ujung-ujungnya jadi Display Picture di BBM atau Avatar di Twitter atau Photo Profile di Facebook. Bagaimana? untuk buang-buang uangkan? lagi-lagi benda ini juga di pakai untuk mejeng.
yoi, Trend yang ga’ kalah pentingnya, adalah trend kamera DSLR (Digital Single-Lens Reflex). kepanjangan tadi baru saya temuin dari google kok. hahah iya, saya akuin saya katro juga ya...
anak muda sekarang ini ga lengkap banget kalo ga megang gadget yang satu ini. tentunya setelah mereka punya blackberry,iPhone,Ipad. sekarang tanya tanya, kalo kamu pergi travelling, berpetualang, atau sedang reuni, atau mungkin sodara kamu lagi kawinan, wajar-wajar aja sih menurut saya, kalo kamu bawa kamera dlsr. Entah itu kamera pocket atau si dslr itu. tentunya kan tujuannya udah jelas, salah satunya adalah mengabadikan moment yang tidak bisa diulang kembali.

(kamera dslr)


sekarang saya tanya lagi sama kamu,pernah ga’ waktu kamu lagi jalan di mall, atau kamu lagi makan di foodcourt, terus kamu lihat segerombolan anak remaja, foto-foto, asik-asik sendiri, dan yang jelas, pake kamera dslr. hoho, saya bilang mereka bocah banget. kenapa saya bilang bocah? ya karena mereka memang bocah, mereka masih smp boooy.... woy, smp woooy! *pengalaman pribadi


(Salah satu anak remaja yang cuma numpang gaya)

saya pernah denger orang bilang bijak, (orang bijak bilang) :

' kalau kamu ingin mendidik anak kamu menjadi anak yang bertanggung jawab, mulailah dengan tidak memanjakannya, dengan cara tidak terlalu mengabulkan keinginannya.'

wohooo, siapa yg berkata hal ajib macam itu? ya, saya juga ga tau. saya ngasal aja nulis. hehehe. kembali serius. sudah jelas keinginan yang dimaksud adalah keinginan tersier (bagi saya).

anak sekecil itu, berkelahi dengan waktu, kalo megang tuh barang mahal, trus dipalak??! paling mereka bisa nangis doang. saya ketawa aja sih. kejam juga ya omongan saya barusan, tapi itulah salah satu dari sekian banyak akibat kalo kamu ngasih barang kepada orang yang belum bisa menjaga barang tersebut. Ga’ beda jauh sama anak SD atau TK yang udah di beliin Blackberry,Iphone,Ipad,fixie dll *saya iri. Hhiiiii ^_^v
gua aja megang hape gua sendiri pas sma! *lebay

terus kalo anak sma? anak kuliahan? atau orang dewasa yg jalan-jalan atau hangout sambil bawa kamera dslr? jelas pandangan saya tentang mereka berbeda sama si bocah-bocah tadi. mungkin ada juga SMA/Kuliahan/Dewasa yg ababil gaul pake dslr. atau mungkin tidak sama sekali. yaa, semua tergantung pribadi masing2 juga sih. hehhe

Sebenernya saya kalo di kasih kamera begituan juga ga nolak. tapi saya juga ga minta kok. hahahaha..udah gede beli barang hobby udah ga dibayarin lagi coooy :'(


okee, jadii.... trend kalung kamera dslr ini sudah sangat mewabah. alasan saya bilang kalung? ya itu tadi. tuh barang mahal udah jadi aksesoris buat hangout bersama teman-teman. *saya iri (again)

saya tidak menyinggung orang yg hobby akan hal ini lho,karena hobby orang emang bermacam2, ada yg koleksi kamera, hingga ke aksesoris tambahannya. ada yg hobby koleksi alat gunung juga dsb. yah, walaupun saya minta, alias ga beli sendiri...
beda ya sama orang yang dibeliin buat ngikutin zaman. hehehe ;p

cukup sudah saya bersotoy-sotoy ria sore ini.

saya harap kita ga latah aja ya, dan kita tau waktunya kita perlu akan suatu barang, dan tentunya jadi pribadi yang bertanggung jawab. regards!!